Detik.com/Bandung – SLB Negeri Cicendo Kota Bandung terus mengupayakan terciptanya ruang inklusi pada berbagai bidang bagi penyandang disabilitas, termasuk di dunia industri. Salah satu caranya, SLB Negeri Cicendo menggelar expo dan job fair.
Expo dan job fair ini bertajuk ‘Festival Garuda Jaya’, akronim dari Gerakan Disabilitas Muda Berdaya dalam Bekerja dan Berkarya. Festival yang digelar di Gedung Sate, Kota Bandung ini menyuguhkan Expo Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Masagi dan Job Fair.
SLB Negeri Cicendo tak sendiri, pameran dan bursa kerja itu didukung Pemprov Jabar dan sejumlah perusahaan, termasuk organisasi Save The Children Indonesia.
Kepala SLB Negeri Cicendo Wawan mengatakan pameran dan bursa kerja bagi penyandang disabilitas itu merupakan cerminan dari Profil Pelajar Pancasila Masagi.
“Kreatif dan mandiri sebagai bentuk totalitas layanan bagi peserta didik berkebutuhan khusus dari SLB Penggerak,” kata Wawan.
Wawan mengatakan pameran dan bursa kerja menjadi agenda tahunan SLB Negeri Cicendo. Pameran tersebut bertujuan mewadahi kompetensi yang dimiliki peserta didik dengan menyuguhkan hasil-hasil belajar yang kreatif dan inovatif.
“Sementara Job Fair menjembatani lulusan disabilitas untuk memperoleh pekerjaan pada IDUKA (Industri, Dunia Usaha dan Dunia Kerja) sesuai dengan kompetensi dan bidang yang diminatinya,” ucap Wawan.
Staf Khusus Presiden Joko Widodo Bidang Sosial Angkie Yudistia mengapresiasi pameran dan bursa kerja yang digelar SLB Negeri Cicendo. “Saya apresiasi sekali atas terwujudnya job fair. Melihat potensi penyandang disabilitas di Jabar, saya optimistis sangat potensial sekali,” jelas Angkie saat menghadiri acara tersebut di Gedung Sate, Kamis (14/7/2022).
Angkie menjelaskan gelaran pameran dan bursa kerja sejatinya sangat dibutuhkan bagi penyandang disabilitas. Hal itu bisa membantu penyandang disabilitas mandiri, baik sebagai pekerja formal maupun sebagai pelaku usaha.
“Ke depan mudah mudahan semakin banyak perusahaan yang merekrut penyandang disabilitas,” kata Angkie.
Angkie juga berharap penyandang disabilitas mendapatkan pelatihan yang mampu meningkatkan kemampuan. Upaya untuk mewujudkan inklusi di berbagai ruang harus terus digabungkan.
“Sehingga kita bisa mewujudkan Indonesia yang lebih ramah penyandang disabilitas,” kata Angkie.
Lebih lanjut, Angkie mengatakan ada lima ragam penyandang disabilitas, yakni sensorik, motorik, intelektual, mental dan ganda. Setiap penyandang memiliki kemampuan masing-masing. Sehingga, menurutnya perlu ada pelatihan yang disesuaikan dengan kemampuan penyandang disabilitas.
“Kita sesuaikan dengan kebutuhan perusahaan yang ada. Ini untuk pekerja formal,” kata Angkie.
“Di informalnya, kita buat vokasi, kemudian kita dukung agar mereka bisa membuat UMKM. Kita dukung pelatihan dan permodalan agar mereka mandiri,” ucap Angkie.
Angkie pun mengingatkan pentingnya sekolah menggali potensi penyandang disabilitas secara maksimal. Sebab, sekolah menjadi bagian penting dalam menggodok kemampuan disabilitas.
Janji Libatkan BUMD
Dalam gelaran pameran dan bursa kerja itu juga ada pemberian penghargaan terhadap perusahaan yang telah memberikan ruang terhadap penyandang disabilitas, dalam artian merekrut pekerja disabilitas.
Belasan perusahaan swasta, termasuk BUMN mendapatkan penghargaan dari Staf Khusus Presiden Joko Widodo. Sayangnya, tak ada perusahaan BUMD yang mendapatkan penghargaan.
Plh Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum pun langsung merespons karena tak ada BUMD yang menerima penghargaan. Uu berjanji akan mendorong BUMD di Jabar, termasuk di kota dan kabupaten di Jabar agar memberikan ruang terhadap penyandang disabilitas.
“Tapi, pada saat ada penghargaan dari staf kepresidenan, tak ada BUMD yang mendapat piagam penghargaan. Kenapa? Karena mungkin belum ada yang dikerjakan BUMD,” kata saat sambutan.
Mantan Bupati Tasikmalaya itu mengaku akan mengundang BUMD Jabar dan daerah lain untuk membahas kuota bagi disabilitas. “Agak ironi juga. Di suatu sisi gembar gembor kuota untuk disabilitas,” ungkap Uu.
Uu juga menyampaikan semua pihak harus memberikan ruang terhadap disabilitas. Ia berharap pameran dan bursa kerja memberikan ruang terhadap penyandang disabilitas.
6,5 Persen Sudah Bekerja
Saat ini, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jabar tengah berupaya pula menciptakan industri inklusif. Hal ini dilakukan demi menciptakan keadilan bagi penyandang disabilitas.
“Kita dukung agar bisa mengembangkan jenjang karir, pengembangan usaha melalui kolaborasi,” kata Kepala Disnakertrans Jabar Rachmat Taufik Garsadi saat sambutan.
Taufik menyampaikan berdasarkan data sistem informasi penyandang disabilitas di Jabar, saat ini mencapai 23.566 orang. Sebanyak 1.748 penyandang disabilitas telah bekerja di beberapa perusahaan di Jabar.
“Baru 6,5 persen (yang bekerja). Masih ada 20 ribuan lebih yang belum mendapatkan pekerjaan. Ini PR kita bersama,” ucap Taufik.
Taufik juga menceritakan ada perusahaan di Bandung yang memperkerjakan 100-an penyandang disabilitas. Menurutnya, disabilitas juga bisa mendorong perusahaan agar memiliki daya saing. Disnakertrans akan terus berupaya dan meminta pihak lainnya juga mendukung agar disabilitas bisa dipekerjakan perusahaan.
“Karena 60 persen manufaktur di Indonesia berada di Jabar,” ujar Taufik.