detik.com – Osaka – Di kafe Jepang ini tidak ada musik yang dibunyikan. Bukan tanpa sebab, di sini menampilkan konsep keheningan dengan sajian matcha istimewa.
Teman-teman tunarungu mulai mendapat kesempatan yang sama di tengah masyarakat. Jika di Indonesia ada Kafe Sunyi di Kebayoran Lama, Jepang punya Kafe Shojo. Mereka berdua sama-sama memperkerjakan tunarungu.
Dilansir dari SoraNews, Senin (8/4/2024) kafe yang baru buka 1 April lalu ini berada di Nakazakicho, Osaka. Terdapat 16 tempat duduk di sini. Mungkin jumlah bangkunya terlalu sedikit untuk ukuran kafe. Namun, Shojo ingin pelanggannya ‘menikmati keheningan’ dengan menghilangkan obrolan dan musik latar. Hal ini memungkinkan suara sekitar yang biasanya tidak terdengar, seperti langkah kaki orang, gemericik minuman matcha, dan derai hujan, menjadi pusat perhatian.
Namun tujuan hening ini bukan untuk pelanggan, melainkan untuk memberi ruang bagi para pekerja tunarungu di kafe ini. Shojo ingin menciptakan ruang di mana kita dapat melihat dunia dari sudut pandang mereka.
Meskipun pelanggan diminta untuk tidak berbicara satu sama lain, tujuan mereka bukan untuk membatasi, melainkan membuka pikiran kita terhadap cara-cara baru dalam berkomunikasi. Kafe ini ingin menunjukkan pola pikir yang dapat mengubah cara kita memandang kesetaraan dan aksesibilitas di luar kafe.
Meskipun terbatasnya komunikasi verbal, staf bersedia berinteraksi dengan pelanggan dan menerima pesanan melalui catatan tertulis atau dengan penunjukan menu. Mereka juga dengan senang hati membagikan tips bahasa isyarat kepada mereka yang berminat.
Adapun menu andalan yang disajikan di Shojo yaitu Matcha Experience. Pelanggan dapat mewujudkan impian mereka menjadi ahli teh dengan meracik matcha mereka sendiri.
Bagi pengunjung yang tertarik belajar bahasa isyarat, bisa juga nih belajar di sini. Staf menawarkan kelas bahasa isyarat satu lawan satu dengan tambahan matcha berdasarkan reservasi, seharga 2.000 yen (Rp 200 ribuan).