JAKARTA, KOMPAS.com – Sejak kemunculannya, varian Omicron saat ini sudah menyebar di seluruh dunia. Varian ini ditetapkan sebagai varian of concern (VoC) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 26 November 2021.
Omicron terhitung sebagai varian virus Corona yang cukup baru, sehingga para peneliti masih melakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik varian B.1.1.529 itu seiring dengan kesimpangsiuran informasi terkait Omicron.
Berikut ini mitos dan fakta seputar varian Omicron dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes):
1. Mitos: Omicron hanya menimbulkan gejala ringan
Fakta: Meskipun penyebarannya lebih cepat, gejala tidak separah varian Delta. Tapi lansia, orang dengan komorbid dan orang yang belum divaksinasi tetap berpotensi kematian.
2. Mitos: Vaksin tak mempan lumpuhkan Omicron
Fakta: Vaksin menjaga proteksi terbaik melawan Omicron. Data menunjukkan 60 persen pasien Omicron di Indonesia yang meninggal dunia belum pernah divaksinasi. Baca juga: Masuk Mal Saat PPKM Level 3 Jakarta, Anak-anak Harus Tunjukkan Bukti Vaksinasi Covid-19
3. Mitos: Orang yang belum divaksinasi tidak akan bergejala parah akibat Omicron
Fakta: Orang yang belum divaksinasi justru yang paling rentan tertular Omicron. Pasien Omicron di rumah sakit kebanyakan adalah belum vaksin.
4. Mitos: Orang tidak bisa menginfeksi orang yang sebelumnya pernah terkena Covid-19
Fakta: Orang yang pernah positif Covid-19 juga bisa terkena Omicron. Vaksin sangat dianjurkan untuk menghindari gejala parah.
5. Mitos: Penggunaan masker tak bisa mencegah penularan Omicron
Fakta: Pencegahan terbaik dari tertular Omicron adalah disiplin protokol kesehatan termasuk memakai masker, mencuci tangan dan mengurangi mobilitas serta vaksinasi.