Bandung – TemanBaik, kegiatan sekolah saat ini masih difokuskan secara daring. Namun, setelah sekitar setahun, para siswa akhirnya bisa merasakan kembali duduk di bangku kelas. Ini terlihat di SLBN Cicendo Kota Bandung.
Di sini digelar ujian praktik keterampilan selama dua hari, terhitung Senin (29/3/2021) hingga Selasa (30/3/2021). Itu jadi pertama kalinya mereka merasakan hadir di kelas. Namun, hal ini hanya dilakukan untuk ujian praktik keterampilan saja.
Setiap siswa hanya mengikuti satu ujian praktik keterampilan sesuai mata pelajaran keterampilan yang diikuti. Total, ada 21 siswa/siswi kelas XII SMALB yang mengikuti ujian.
“Dua hari ini tuh kita ujian praktik keterampilan. Ada (mata pelajaran) tata kecantikan, suvenir, tata boga, sama multimedia,” ujar Sekretaris Panitia Ujian Praktik SLBN Cicendo Shintiya Erni Karyana kepada BeritaBaik.id.

Meski hadir di sekolah, tentu ada prosedur yang harus ditempuh, baik oleh siswa maupun pihak sekolah. Protokol ketat wajib dilakukan, mulai dari memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Mereka pun harus meninggalkan sekolah ketika selesai mengikuti ujian.

 

Dalam ujian ini, hanya ujian praktik saja yang dilakukan di sekolah. Sedangkan sisanya, hingga kamis pekan depan, ujian dilakukan daring. Kenapa sih ujian praktik dilakukan di sekolah? Tujuannya agar mengetahui sejauh mana keterampilan siswa. Sebab, dalam ujian, mereka diminta mempraktikkan langsung keterampilan yang dimiliki.
Ujian keterampilannya sendiri adalah membuat bolu gulung (tata boga), membuat hiasan dinding dari talenan dan membuat bunga dari kain flanel (suvenir), serta membuat daftar menu menggunakan aplikasi (multimedia).
Saat BeritaBaik.id melihat ujian di ruang praktik pembuatan suvenir, terlihat ada tiga siswa yang sedang serius mengerjakan ujian. Mereka sedang membuat hiasan dari talenan yang dirangkaikan dengan tali. Mereka diawasi satu pengawas di ruang ujian.
Sedangkan di ruangan lain, siswi yang mengikuti mata pelajaran tata kecantikan, diberi ujian berupa praktik membuat sanggul pada manekin kepala. Dengan teliti dan serius, para siswi menjalankan tugas yang harus dikerjakannya.
Mengobati Kerinduan
Shintiya mengatakan, hadirnya para siswa itu memang hal baru setelah pandemi COVID-19 melanda selama sekitar setahun. Selama itu pula tak ada kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Hadirnya para siswa pun membuat kerinduan pada mereka sedikit terobati. Meski bertemu dalam waktu singkat, apalagi mereka harus ujian dan bergegas pulang setelah ujian selesai, pertemuan itu dirasa sangat berharga.
Sebab, bisa bertemu mereka secara langsung adalah hal yang sangat langka. Sesama siswa dan guru-guru lain pun sama-sama terobati rasa rindunya. Namun, mereka semua tetap berusaha menjaga jarak.

“Mereka pada senang, pas ketemu juga banyak ngobrol karena udah lama banget enggak ketemu. Paling selama ini kalau ngobrol cuma lewat video call,” tutur Shintiya.

Foto: Djuli Pamungkas/beritabaik.id

By admin

  1. Pendidikan adalah seni untuk membuat manusia makin berkarakter.
  2. Hati yang bersih, niat yang kuat, tekad yang bulat dan usaha yang maksimal adalah karakter para pembelajar sejati.
  3. Pendidikan melahirkan kepercayaan. Keyakinan melahirkan harapan. Harapan melahirkan perdamaian.
  4. Pendidikan bukan cuma pergi ke sekolah dan mendapatkan gelar. Tapi, juga soal memperluas pengetahuan dan menyerap ilmu kehidupan.
  5. Kegagalan terbesar kita sebagai manusia adalah ketika kita berhenti untuk belajar.
  6. Tidak ada kekayaan seperti pengetahuan, tidak ada kemiskinan seperti ketidaktahuan.
  7. Hidup itu seperti bersepeda. Kalau kamu ingin menjaga keseimbanganmu, kamu harus terus bergerak maju.
  8. Tanpa sasaran dan rencana meraihnya, Anda seperti kapal yang berlayar tanpa tujuan.
  9. Pendidikan adalah teman yang baik. Seseorang yang terdidik akan dihormati dimanapun. Pendidikan mengalahkan kecantikan dan jiwa muda.
  10. Salah satu amal yang terus mengalir sampai nanti di surga, adalah ilmu yang bermanfaat.
  11. Membuat anak-anak bisa berkata jujur adalah permulaan pendidikan.
  12. Setiap orang tua menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah.
toggle